CARA MENGATASI BADAN KURUS


Bila sudah dari sononya, Anda yang berbadan kurus kering (merit) tak perlu menjerit. Dengan mengubah pola dan takaran makan, tubuh dijamin bakal bertambah gempal. Namun, kalau tak berbuah hasil, sebaiknya lekas temui dokter.
Mia "Ceking", ini pasti bukan nama asli dari sononya. Julukan ceking buat gadis berusia 20 tahun itu memang terlontar dari mulut teman-teman kuliahnya yang suka usil. Pasalnya, dengan tinggi 160 cm, bobot badannya cuma 40 kg. Mia sih cuek saja dengan olok-olok itu. "Yang penting, kesehatan gue oke-oke saja," komentarnya.

Sedari bocah, Mia memang enggak begitu gembul. Kalau teman-temannya suka jajan ini-itu, paling-paling ia mencomot sedikit dari piring temannya. Kedoyanannya cuma buah-buahan dan susu tawar. Nasi dan segala lauk-pauk macam daging atau telur bukan kegemarannya. Untuk makan siang, perutnya acap kali hanya diganjal dengan tiga-empat sendok nasi putih plus sedikit sayur, sepotong tempe atau tahu.

Mia tampak sehat-sehat saja. Hanya kalau sedang mendapat haid, kadang kala ia sedikit kleyengan. Bisa jadi tekanan darah atau kadar Hb darahnya turun. Repotnya, ia juga tidak begitu suka berolahraga. Alasannya, energinya gampang terkuras.

Ibunya cukup prihatin melihat kondisi anak gadisnya itu. Untuk mengurangi kekhawatirannya, ia memberi Mia vitamin penambah darah biar kekuatan fisiknya cukup, terutama kalau lagi datang bulan.
Fatal
Menurut ukuran ideal, Mia "Ceking" tergolong underweight, kekurusan. Kondisi seperti yang dia alami memang tidak sepopuler masalah overweight atau kegemukan. Namun, tubuh yang kelewat merit (skinny) tidak boleh dicuekin begitu saja. Sebab, ada yang bisa berdampak fatal. Misalnya, gadis yang dengan sengaja menurunkan bobot badan lewat cara memuntahkan kembali makanan yang baru ditelan (bulimia), bisa berkembang mengidap anoreksia yang membahayakan jiwa.

Ada berbagai faktor penyebab seseorang bertubuh kurus. Pada kasus Mia, kekurusannya mungkin akibat kebiasaan makan yang kurang mementingkan lemak dan karbohidrat sejak kecil. Sedangkan faktor lain bisa karena penyakit, diet terlalu ketat, faktor keturunan, dan lainnya.

Prinsipnya, bila asupan energinya lebih rendah dari energi yang dikeluarkan, cadangan energinya akan berkurang. Tidak heran, bila cadangan energinya terus tekor dalam waktu lama, otomatis badannya akan semakin kurus.

Studi epidemiologi longitudinal oleh Bray tahun 1985 menyebutkan, bobot badan (BB) yang semakin rendah berhubungan dengan risiko kematian. Pasalnya, seiring dengan penurunan BB, imunitas tubuh juga menurun. Akibatnya, risiko terhadap serangan penyakit infeksi akan meningkat.

Namun, tidak berarti semua orang kurus tidak sehat badannya. Ada yang berperawakan kurus, tapi kesehatannya cukup baik dan energik. Dalam kasus demikian, mungkin itu faktor bawaan. Buat dia, makan banyak pun "tidak akan jadi daging".

Banyak kasus kekurusan terjadi lantaran kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi. Atau, kandungan kalori makanan yang dipilihnya rendah, sehingga kalori yang masuk kurang, meskipun jumlah makanan yang dikonsumsi banyak. Itu terjadi, misalnya, pada mereka yang mementingkan makan sayur dan buah-buahan, tanpa asupan protein hewani serta karbohidrat yang cukup.

Faktor lain, mengidap penyakit tertentu yang menyebabkan nafsu makan turun, sehingga asupan energinya pun menjadi rendah. Mereka yang mengidap penyakit infeksi kronis seperti TBC, gangguan hipertiroid, gangguan pencernaan dan penyerapan, kanker, dll. termasuk di dalamnya. Tentu yang begini harus segera dikonsultasikan pada dokter agar penyebab utamanya segera ditangani.

Menurunkan bobot badan secara berlebihan yang banyak terjadi pada para gadis remaja pun acap kali dilakukan tanpa mempertimbangkan asupan makanan yang semestinya dipenuhi. Ini bisa berakibat bobot badan terus turun. Seseorang yang "maniak olahraga" pun bisa menjadi terlalu kurus, kalau energi yang dikeluarkan tidak seimbang dengan asupan makanan yang dikonsumsi.
Menghitung bobot badan
Kekurusan tidak ditentukan hanya dengan melihat keadaan fisiknya. Untuk menentukankurus-tidaknya tubuh, perlu dilakukan pengukuran. Parameter yang digunakan, dengan membandingkan bobot dengan tinggi badan. Salah satu metode yang bisa dipakai adalahindeks massa tubuh (IMT).

IMT= BB (kg)/TB2 (m2)

Klafisikasi IMT menurut patokan yang dikeluarkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai berikut:

< 6 : underweight berat

16,0 - 16,99: underweight sedang

17,0 - 18,49: underweight ringan

18,5 - 22,9 : normal

Metode lain yaitu dengan menghitung bobot badan menggunakan rumus Broca:

Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg

Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus:

Bobot badan ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg

Menurut perhitungan dengan rumus Broca, seseorang dikatakan underweight bila bobot badannya kurang dari 90% bobot badan ideal.

Nah, untuk mencegah kekurusan, pilar paling penting ialah asupan gizi yang cukup dengan komposisi seimbang. Kebutuhan nutrisi sehari-hari hendaknya dipenuhi dengan mempertimbangkan kebutuhan basal atau kebutuhan kalori seseorang dalam keadaan istirahat, 12 - 14 jam setelah makan dan berada dalam suasana ruang serta suhu normal.

Secara umum, kebutuhan basal dewasa sehat sekitar 25 - 30 Kalori per kilogram BB (1 Kalori= 1 kilokalori, Red.). Kondisi yang mempengaruhi kebutuhan gizi sehari-hari di antaranya bobot badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia, serta aktivitas. Juga perlu diperhatikan, apakah seseorang sedang menderita suatu penyakit.

Kebutuhan nutrisi sehari-hari orang dewasa sehat dengan aktivitas ringan berkisar 25 - 30 Kalori/kg BB, sedang 30 - 35 Kalori/kg BB, dan berat 35 - 40 Kalori/kg BB. Pada seseorang yang tergolong underweight dan sedang dalam proses meningkatkan bobot badan, penambahan 500 Kalori setiap hari akan bermanfaat untuk menambah bobot badan sebanyak 0,5 kg dalam seminggu.

Penambahan kalori hendaknya jangan terlalu agresif, karena bisa berdampak buruk, bahkan fatal karena akan mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh. Apalagi kalau Anda berbakat mengidap hiperkolesterol (kolesterol tinggi), diabetes, atau tekanan darah tinggi. Tentu hal itu perlu dipertimbangkan secara lebih hati-hati. Jangan sampai gara-gara menambah jumlah kalori, malah terkena penyakit.

Si Kurus hendaknya mengonsumsi makanan dengan komposisi gizi dari tiga sumber gizi utama yang akan saling melengkapi. Banyaknya karbohidrat 60 - 65% total kalori sehari, 10 - 15% protein, dan 25 - 30% lemak. Kalori yang disumbangkan karbohidrat sama dengan protein, yakni 4 kalori/g. Sedangkan lemak menyumbang dua kali lipat lebih banyak kalori setiap gramnya, dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, yakni 9 kalori/g.

Termasuk kelompok karbohidrat yaitu nasi, kentang, roti, mi, ubi, jagung, singkong. Kelompok protein hewani antara lain daging, unggas, ikan, telur, susu dan yang nabati, kacang-kacangan dan hasil olahannya - misalnya tahu, tempe, dan oncom. Lemak dapat berupa gajih atau minyak dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Namun, jangan lupa menambahkan sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral diperlukan untuk metabolisme tubuh, serta mengandung serat dan antioksidan.

Serat makanan selain diperoleh dari buah dan sayuran sebenarnya juga banyak terdapat dalam makanan seperti roti gandum, biji- bijian, sereal, serta kacang-kacangan. Konsumsi serat menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama, meskipun kalori yang dikandungnya relatif rendah. Mengonsumsi banyak makanan berserat juga akan mengambil porsi besar pula dalam komposisi makan. Jadi, bila Anda ingin menaikkan bobot badan, dianjurkan mengonsumsi serat secukupnya saja. Tidak berlebihan.
Seringlah makan
Frekuensi makan hendaknya sesuai dengan fisiologi tubuh, yakni tiga kali makan besar dan tiga kali makan kecil. Frekuensi makan yang tinggi bermanfaat bagi mereka yang underweight dan ingin meningkatkan bobot badan. Sebab, dengan ditambahnya jumlah makanan, beban makan lebih terbagi.

Misalnya, pukul 06.30 makan pagi, pukul 09.30 makanan ringan/selingan, pukul 12.30 makan siang, pukul 15.30 makanan ringan/selingan, pukul 18.30 makan malam, dan pukul 21.30 makanan ringan/selingan ringan. Jadwal ini dapat diubah sesuai keadaan dengan interval yang dianjurkan selang tiga jam. Snacks atau makanan ringan dapat dipilih berupa makanan kecil atau makanan cair tinggi kalori.

Kebiasaan makan sehari-hari yang kurang memenuhi gizi seimbang, seperti dilakukan Mia, selayaknya diubah. Caranya, dengan melatih dan mengubah pola makan atau menambah kalori dengan memperkenalkan jenis makanan lain, yang dapat membantu meningkatkan bobot badan.

Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan apabila masalah underweight sudah lama diderita, khususnya bagi mereka yang kekurangan bobot badannya cukup besar dan ada keluhan kurang sehat. Siapa tahu ada gangguan atau penyakit yang mendasari, sehingga mungkin perlu melakukan terapi nutrisi agar pengaturan makanan lebih terarah. Namun, buat Anda yang tetap saja kurus, walaupun berbagai upaya sudah dilakukan, tidak usah berkecil hati. Yang penting sehat dan tetap energik!

Sumber : www.artikelpintar.com

tags:

2 komentar:

  1. wah.. ada yg baru neh..!!!
    Info yang bagus sobat, saya banyak belajar dari blog ini.

    jika berkenan, saya ingin bertukaran link dengan blog sobat ini. link sobat sudah saya pasang kok di blog aku.. Silakan dicek kembali! :)

    Thx sebelumnya ya...

    BalasHapus
  2. makasih infonya kak, aku ne tipe orang yang tetep ja kurus egk peduli berapa banyak makannya

    BalasHapus