Berita ini memang sudah sangat lama.
Pada kemuculan awal-awalnya, berita ini sempat menghangatkan sebagian
besar para pembaca yang menyukai pembahasan mengenai kriptozoologi
Indonesia. Tapi pada tulisan saya ini, saya akan mengulasnya dari sisi
yang berbeda. Dan benarkah ada gurita berwajah manusia?
Herman
yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan, pada suatu hari menangkap
sebuah gurita di Perairan Saruban Kabupaten Mentawai. Gurita yang
berhasil ditangkap olehnya dan seorang temannya tersebut, lantas dibawa
kerumahnya untuk dimasak bersama istrinya, Nita. Herman tidak pernah
berpikir bahwa tangkapannya pada hari itu akan mendatangkan peristiwa
unik dirumahnya.
Herman dan Nita semula hanya
ingin membakar gurita yang baru saja ia dapatkan. Ketika beberapa menit
membakar gurita tangkapan suaminya, Nita merasa mendengar suara tangisan
bayi. Tapi setelah ia mengingat-ingat, disekitar rumahnya tidak ada
tetangga yang sedang mengandung atau melahirkan bayi. Nita pun diliputi
rasa penasaran, darimanakah asalnya suara tangis bayi tersebut.
Nita pun menyelidiki asal suara
tangisan tersebut. Dan sampailah ia pada sumber suara tangisan bayi yang
sejak tadi didengarnya.
"Suara tangis bayi tersebut berasal dari gurita
yang tengah dibakar"
Nita pun lantas membuka panci
dimana gurita itu direbus. Dan terkejutlah ia ketika mendapati gurita
tersebut berubah bentuk. Gurita itu berubah menyerupai manusia.
Setelah peristiwa itu...
Well, tulisan diatas sudah mengawali sebuah
peristiwa unik yang tengah terjadi disekitaran masyarakat Padang. Dan
bagaimanakah kelanjutan dari peristiwa tersebut?
Rumah pasangan Herman dan Nita
menjadi ramai dikunjungi oleh penduduk yang sekedar ingin menonton atau
memotret gurita aneh tersebut.
Warga disekitar rumah pasangan
suami istri tersebut juga mendapatkan keuntungan dari fenomena aneh
dirumah Herman dan Nita. Bagi yang ingin menonton atau sekedar memotet
sudah disediakan lahan parkir. Dan tentu saja, tidak gratis lho. Bagi
warga yang sudah mendapatkan foto gurita tersebut, bisa menjualnya.
Sedangkan pada mulut gang dikediaman Herman dan Nita sudah berdiri
pos-pos sumbangan. Dan tentu saja, sudah termasuk pos sumbangan sukarela
dirumah Herman dan Nita.
Baik, mari kita lihat lebih
lanjut dari sisi yang berbeda mengenai peristiwa tersebut.
Gurita berkepala manusia memang
sudah dimuat dibanyak blog dan web lainnya. Saya mengambil acuan berita
tersebut dari Kompas.com. Mari kita lihat sejak kapan gurita tersebut
ditangkap.
Kompas.com menyiarkan berita
tersebut pada laman webnya pada hari Selasa tanggal 5 Januari 2009. Ada
sebuah kalimat dari berita tersebut yang bisa kita gunakan untuk
mengetahui kapan ditangkapnya gurita aneh itu:
"Sampai Senin (5/1) dinihari masih ada warga yang
datang melihat, mereka mengetok pintu rumah agar bisa melihat gurita
berkepala manusia ini," ujar Nita saat dikunjungi, Senin (5/1)."
Berarti kemungkinan gurita itu
ditagkap beberapa hari sebelum pemberitaan di Kompas. com. Mungkin pada
hari Minggu, atau bisa juga pada hari Sabtu. Adapun berita dari
Kompas.com sehari sebelum pemberitaan pada tanggal 5 Januari.
PADANG, MINGGU - Warga Kelurahan
Berok Nipah Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Minggu (4/1) dibuat
geger oleh seekor gurita yang memiliki kepala menyerupai manusia. Gurita
seukuran telapak tangan orang dewasa itu ditemukan Nita, warga
setempat, ketika sedang merebus gurita.
Gurita itu memang dibakar. Apa
bukti kalau gurita itu dibakar adalah, adanya bekas seperti pelepuhan
karena panas pada tentakelnya seperti yang sudah saya tandai.
Kemudian, kita akan dihadapkan
pada pertanyaan selanjutnya:
"Benarkah gurita tersebut memang
berwajah manusia atau jadi-jadian? Ataukah hanya reaksi pelepuhan
karena panas?"
Untuk itu saya akan mengajak pembaca sekalian untuk menyimak sedikit ulasan mengenai masakan gurita.
Untuk itu saya akan mengajak pembaca sekalian untuk menyimak sedikit ulasan mengenai masakan gurita.
Tidak, bukan Takoyaki. Tapi yang
satu ini. Yaitu gurita rebus!
Bagaimana? Sepertinya mirip juga
dengan dengan gurita berkepala manusia yang dimiliki Herman dan Nita.
Jadi, intinya adalah,
kemungkinan apa yang dialami Herman dan Nita hanyalah peristiwa biasa
saja. Yang sangat wajar sekali kalau kita hendak membakar atau merebus
gurita. Dan pertanyaan yang lebih unik lagi:
"Jika kita ingin merebus cumi-cumi, apakah akan menjadi seperti orang dibawah ini?"
"Jika kita ingin merebus cumi-cumi, apakah akan menjadi seperti orang dibawah ini?"
Nah, berikut saya sertakan penjelasan ilmiah yang saya dapat
dari ARPA
Pagenet:
"Gurita
(octopus sp) yang memiliki kepala mirip manusia dengan dua mata, hidung
dan telinga yang ditemukan Anita, warga Kelurahan Berok Nipah, Kecamatan
Padang Barat, Kota Padang tiga hari lalu diduga akibat kelainan gen
(genetik).
Menurut
Kepala Pusat Studi Kelautan dan Perikanan Universitas Bung Hatta Eni
Kamal, penyebab terjadinya karena kelainan genetik, pigmen serta
kelebihan protein.
“Sehingga
setelah direbus kepalanya mirip wajah manusia,” kata Eni Kamal yang
sudah melihat langsung hewan laut tersebut.
Dia menilai
penemuan gurita aneh tersebut bukan sesuatu yang perlu dikaitkan dengan
mistik, apalagi disebut sebagai tanda akan terjadi gempa di Kota Padang.
“Jadi diharapkan
masyarakat tidak mengaitkan dengan mistik, ini hal biasa saja, kelainan
gen bisa terjadi pada hewan 1.000 berbanding satu,” katanya.
Menurut Eni,
gurita yang ditemukan tergolong dewasa karena telah berumur 1 tahun.
Usia gurita maksimum 5 tahun.
Sementara Dekan
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Bung Hatta Yempita Effendi
mengatakan, secara normal kepala gurita menyerupai ‘songkok’ (tutup
kepala) polos. “Adanya penemuan gurita dengan wajah manusia termasuk
fenomena langka,” katanya.
Menurutnya,
gurita merupakan makhluk laut di perairan dangkal yang hidup di
sela-sela karang. Panjang maksimal seekor gurita bisa sampai 1,5 meter.
Jadi gurita aneh ini masih kecil."
Thanks to
ARPA Pagenet. Sekarang kita sudah tidak perlu ragu lagi jika ingin
merebus gurita. Tapi yang jadi masalah, bagaimanakah dengan suara bayi
yang didengar oleh Nita yang berasal dari tempat ia merebus gurita
tersebut? Ataukah mengenai suara bayi itu hanyalah cerita yang
ditambah-tambahkan?
*Catatan : ada yang mengatakan gurita itu dibakar di tembikar, ada pun yang mengatakan gurita tersebut direbus seperti yang tengah diberitakan oleh beberapa media. Jika gurita tersebut diceriatakan direbus, maka akan ada cerita bahwa gurita tersebut mengeluarkan air sebagai bentuk proses setelah direbus (dan ada beberapa nedia yang mengatakan bahwa air tersebut adalah air mata sang gurita. Tapi jangan ditelan mentah-mentah dulu pemberitaan yang mengatakan bahwa gurita itu menangis. Sekali lagi, air tersebut hanyalah reaksi karena rebusan).
*Catatan : ada yang mengatakan gurita itu dibakar di tembikar, ada pun yang mengatakan gurita tersebut direbus seperti yang tengah diberitakan oleh beberapa media. Jika gurita tersebut diceriatakan direbus, maka akan ada cerita bahwa gurita tersebut mengeluarkan air sebagai bentuk proses setelah direbus (dan ada beberapa nedia yang mengatakan bahwa air tersebut adalah air mata sang gurita. Tapi jangan ditelan mentah-mentah dulu pemberitaan yang mengatakan bahwa gurita itu menangis. Sekali lagi, air tersebut hanyalah reaksi karena rebusan).
0 komentar:
Posting Komentar