Paltimes - melaporkan dari Naqab (Nejev) kemarin, bahwa penjajah Zionis
dengan eksavator-eksavator mereka dini hari kemarin waktu setempat (pagi
hari WIB), Ahad 7 November, meluluhlantakkan sebuah masjid di kota
Rahith yang terletak di Naqab (Nejev) dengan alasan ‘tak memiliki izin.’
Padahal sudah jelas masyarakat Palestina penduduk kota itu sudah
tinggal di wilayah itu secara turun-temurun jauh sebelum penjajah Zionis
datang menjajah dan mendirikan ‘negara’ di tanah jajahannya itu pada
tahun 1948.
Radio Zionis, sebagaimana dikutip Paltimes
menyebutkan bahwa warga kota tersebut melakukan perlawanan terhadap
aparat penjajah tersebut selama aksi penghancuran itu. Warga yang marah
pun melempari mereka dengan batu. Bentrokan antara warga dengan aparat
militer Zionis itu pun tak terelakkan akibat aksi penghancuran masjid
tersebut. Aparat Zionis menyemburkan gas air mata kepada warga sehingga
sejumlah orang mengalami kondisi tercekik.
Para saksi mata
mengatakan bahwa selain menyemburkan gas air mata aparat militer
penjajah Zionis juga meledakkan sejumlah petasan. Halaman masjid itu pun
berubah menjadi kobaran api dan asap yang membumbung tinggi. Sejumlah
warga terkena dan menghirup semburan gas air mata, sejumlah pemuda
melempari aparat kepolisian Zionis itu dengan batu, sementara ratusan
warga Palestina lainnya berdatangan ke tempat kejadian ketika mereka
mendengar kabar aksi penghancuran dan peluluhlantakkan masjid itu.
Aparat polisi penjajah Zionis juga menangkap dan menawan sejumlah pemuda
Palestina di sana.
Sumber-sumber setempat mengatakan bahwa
pasukan aparat penjajah Zionis berikut eksavator-eksavator mereka itu
meninggalkan lokasi dengan meninggalkan puing-puing masjid yang telah
luluh lantak, rata dengan tanah. Pemandangan memilukan dan menyayat
hati. Masjid itu sebelumnya merupakan karya besar yang memiliki bentuk
bangunan yang indah.
Kepala kotapraja Rahath, Asy Syaikh Fayiz
abu Shahiban, mengumumkan mogok massal di seluruh kota itu kemarin, Ahad
7 November, setelah eksavator-eksavator Zionis meluluhlantakkan masjid
yang bernama Ash Shahwah itu.
Abu Shahiban sangat heran dengan
operasi penghancuran masjid yang dilakukan militer penjajah Zionis itu.
Dalam pernyataannya yang merespon aksi penghancuran biadab yang
dilakukan penjajah Zionis itu, ia menjelaskan bahwa pihak penjajah
Zionis sama sekali tidak memberi informasi kepadanya tentang akan
dilakukannya aksi penghancuran masjid itu. Aksi Zionis itu benar-benar
melecehkan seluruh warga, apalagi dilakukan menjelang Hari Raya Idul
Adha. (RAL/ Sahabat Al-Aqsha).

0 komentar:
Posting Komentar