Lauren Booth, dalam sepekan terakhir ini menjadi salah satu
pembicaraan hangat di Inggris. Maklum, Booth sepekan yang lalu
menyatakan bahwa ia telah masuk Islam. Bukan apa-apa, yang membuat
berita ini seperti mengguncang Inggris, itu karena Booth adalah saudara
ipar dari Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Bagaimana
sebenarnya proses dan kehidupan Booth sekarang? Berikut petikan
wawancaranya yang diambil dari The Daily Mail
Saya tahu ini semua tampak tidak masuk akal, tetapi keputusan untuk
memeluk Islam tersebut akan menentukan setiap aspek kehidupan saya bawah
rel yang mengekspresikan kegembiraan.
Bisa diceritakan awal mulanya?
Mari kita kembali ke Januari 2005, ketika saya tiba sendirian di Tepi
Barat untuk liputan The Mail on Sunday. Saya tidak pernah
menghabiskan waktu bersama orang-orang Arab, atau Muslim. Saat saya
terbang ke Timur Tengah, pikiran saya penuh dengan kalimat-kalimat biasa
: ekstremis radikal, fanatik, kawin paksa, pembom bunuh diri dan jihad.
Saya tiba di Tepi Barat tanpa mantel, dan saya menyimpan otoritas
bandara Israel di koper saya.
Saya berjalan di Ramallah, dan seorang perempuan menggamit tangan
saya tiba-tiba. Saya menggigil. Ia berbicara cepat dalam bahasa Arab,
membawa saya ke sebuah rumah di sisi jalan. Apakah saya diculik oleh
seorang teroris tua? Selama beberapa menit, dari lemari pakaian
putrinya, ia mengeluarkan mantel, topi dan syal.
Saya kemudian dibawa kembali ke jalan dan dipeluk hangat. Tidak ada
kata apapun ketika itu di antara kami. Itu adalah sebuah kemurahan hati
yang tidak pernah saya lupakan.
Kemudian?
Secara bertahap saya menemukan ekspresi seperti MasyaAllah!',
'Alhamdulillah!' dalam percakapan sehari-hari saya. Saya selalu berdoa
dan, sejak kecil, telah menikmati cerita Yesus dan para nabi kuno. Saya
sekolah di Brownies, saya dibesarkan dalam rumah tangga yang sangat
sekuler. Saya, dulu selalu bangga dengan rambut pirang indah saya dan,
ya, tubuh saya.
Selesai?
Pada tahun 2007 saya pergi ke Libanon. Saya menghabiskan empat hari
dengan mahasiswa perempuan, semuanya mengenakan jilbab lengkap. Mereka
adalah temen-teman yang memesona, independen dan vokal. Mereka bukan
gadis pemalu, tidak dipaksa kawin seperti yang saya bayangkan.
Saya sering datang ke masjid. Di sana, ada anak-anak yang bermain,
nenek duduk membaca Al-Quran di kursi roda dan sebagainya.
Anda sempat ragu dengan pilihan hidup Anda?
Saya bertanya; apakah saya siap masuk Islam? Apa yang akan dikatakan
dunia, teman-teman dan keluarga saya? Apakah saya siap untuk untuk
berperilaku moderat dalam banyak hal?
Dan inilah hal yang benar-benar aneh. Saya tidak perlu khawatir
tentang hal-hal itu, karena entah bagaimana menjadi seorang Muslim itu
sangat mudah.
Sudah sejauh mana Anda membaca Al-Quran?
Sejauh ini saya baru sampai 100 halaman saja, beserta terjemahannya.
Al-Quran adalah teks yang serius. Ini akan membantu saya untuk belajar
bahasa Arab tapi itu juga akan memakan waktu cukup lama. Saya
berhubungan dengan beberapa masjid di London Utara, dan saya berharap
bisa rutin mengunjunginya, setidaknya sekali seminggu.
Menurut Anda, jilbab itu bagaimana?
Pakaian sederhana. Mengenakan jilbab berarti saya siap untuk pergi
keluar lebih cepat daripada sebelumnya. Padahal saya baru saja mencat
merah rambut saya beberapa minggu yang lalu. Ini adalah negara toleran
dan tidak ada yang tampak curiga sejauh ini.
Reaksi teman-teman Anda yang non-Muslim?
Mereka penasaran ketimbang memusuhi saya. Mereka bertanya: 'Apakah
itu akan mengubah kamu?’, ‘Kita masih teman kan?’, ‘Kita masih minum
(bir) kan?’.
Jawaban Anda?
Jawaban atas dua pertanyaan pertama adalah ya. Yang terakhir tentu
tidak. Saya berasal dari latar belakang keluarga yang alkoholisme. Saya
akan menghindari barang-barang (memabukan) itu. Apa yang bisa lebih
baik? Saya tumbuh di sebuah rumah tangga yang penuh dengan alkohol,
dengan ayah yang kejam. Itu adalah luka yang tidak akan pernah pulih.
Apakah keluarga Anda mendukung?
Saya belum pernah bertemu lagi dengan ayah saya selama
bertahun-tahun. Jadi bagaimana dia bisa tahu apa-apa tentang saya atau
memiliki pandangan yang valid tentang masuknya saya ke dalam Islam? Aku
hanya merasa kasihan padanya. Sisanya keluarga saya sangat mendukung.
Anda akan menikah lagi?
Ini bukan saatnya bagi saya untuk berpikir tentang membangun hubungan
dengan pria. Saya pulih dari pernikahan yang pecah. Dan sekarang akan
melalui perceraian. Jika waktunya tiba, mungkin saya akan
mempertimbangkan untuk menikah lagi, namun dengan suami yang Muslim.
Apakah anak Anda akan juga akan menjadi Muslim?
Saya tidak tahu, itu terserah mereka. Anda tidak dapat mengubah hati
seseorang
Bagaimana reaksi mereka ketika Anda memberitahu Anda masuk
Islam?
Saya ketika itu duduk di dapur dan memanggil dua anak gadis saya. “Girls,
aku punya berita untuk kalian. Aku sekarang seorang Muslim." Yang
tertua, Alex, berkata: "Kami memiliki beberapa pertanyaan." Mereka
membuat daftar pertanyaan dan mengajukannya kepada saya. Alex bertanya:
'Apakah Ibu minum alkohol lagi? " Kujawab, “Tidak!” Respon mereka:
'Yay!". Kemudian “Apakah Ibu merokok lagi?” lalu saya menjawab: “Tidak”.
Pertanyaan yang paling mengejutkan adalah: “Apakah Ibu akan menunjukkan
(maaf) payudara Ibu di depan publik lagi?". 'Sekarang aku ini Muslim,"
kata saya,"Aku tidak akan pernah lagi menunjukkan payudaraku di depan
umum lagi."
Dan kemudian?
Mereka berteriak, "Kami cinta Islam!” dan pergi bermain kembali. Dan
saya juga mencintai Islam.
sumber : era muslim
tags:
Motivasi dan inspirasi
sumber : era muslim
subhanallah....
BalasHapusYa ukhti..
BalasHapusAhlan Wa Sahlan Fie Dieniul Islam